Kamis, 31 Maret 2016

KETIKA CINTA BERBUAH SURGA



Setiap orang pernah jatuh cinta, termasuk juga saya. Sampai detik saya menulis ini bisa dibilang dalam hidup saya hanya pernah mencintai seseorang satu kali seseorang ini boleh disebut “Teman Sejati“. Bukan tidak gaul tapi idealisme yang ditanamkan ayah tentang “teman sejati“ begitu mengakar kuat sehingga menjadikan saya lebih berhati–hati bila ini menyangkut urusan “Hati“.



Momen mendekati lebaran adalah momen hidup yang paling banyak menguras air mata, hampir semua orang yang saya cintai dan saya sayangi meninggalkan saya lebih dahulu, Ayah , Ibu, Eyang dan yang terakhir adalah Teman sejati saya. Seseorang pernah mengatakan kepada saya “bahwa saya adalah orang yang mengerti betul siapa pemilik kehidupan”, dam bisa jadi saya bukanlah satu–satunya orang yang mengalami perjalanan hidup seperti ini, masih banyak orang yang memiliki pengalaman hidup mungkin jauh lebih menyakitkan bahkan lebih buruk dari apa yang saya alami.



Banyak definisi yang bisa menggambarkan arti kata “Teman Sejati“ atau bahasa gaul sekarang adalah “soulmate”, tetapi Ayah selalu mengatakan “Teman Sejati“ adalah teman yang baik dalam suka dan duka, dan seorang teman yang baik adalah teman yang akan membantu kita menjadi orang baik, dalam hal ini “Teman Sejati adalah teman baik yang kita ajak bercinta untuk syurga“.



Beberapa kejadian yang terjadi beberapa minggu ini mengingatkan kembali semua perkataan ayah tentang “Teman Sejati “ dan cukup memberikan sebuah pemahaman kepada saya bahwa ternyata teman sejati adalah teman yang benar–benar mau berteman dengan kita, bukan karena derajat kita, tetapi karena cinta itu sendiri yang tercipta dari keikhlasan hati. Teman yang mencintai kita karena Allah dan dengan dasar itu, kita akan mencintainya dengan penuh keihklasan, dan itu semua semata-mata karena Allah. Saya yakin kekuatan cinta yang hadir dari sebuah keiklhasan cinta akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan. sebuah kekuatan cinta yang akan bersinar dan membawa kita ke gerbang pintu syurga.



Beberapa teman pun juga sudah mengajarkan makna keikhlasan cinta yang begitu besar buat saya, keikhlasannya dalam mencintai Teman Sejatinya tidak hanya di saat baiknya tetapi disaat buruknya. Keikhlasan menerimanya saat teman sejatinya yang cantik namun kecantikan telah memudar dan masih ikhlas untuk mencintai, saya sangat bersyukur dikarunia temanteman yang spesial. Saya teringat perjalanan cinta Rasulullah dengan Khatijah, bagaimana Khatijah sangat mencintai Rasulullah, mengimani Rasulullah ketika orang-orang masih kufur, membenarkan Rasulullah ketika orang-orang mendustakannya, dan memberikan hartanya kepada Rasulullah ketika manusia lain tidak mau memberikannya.



Di dalam Kitab “Durratun Nashihin” karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khaubawiyiyi diceritakan bahwa ada dua orang yang bersahabat karib di dunia. Namun, ketika meninggal dunia keduanya mendapatkan perlakuan yang tidak sama.



Satu orang dari keduanya adalah orang saleh yang meninggal dunia dengan tenang. Seumur hidupnya diisi dengan amal ibadah dan perbuatan baik. Sementara itu yang satunya banyak menghabiskan waktunya di dunia dengan perbuatan maksiat dan melanggar perintah Allah SWT.



Ketika orang saleh itu meninggal dunia, ia diterima oleh Malaikat Ridwan dengan rasa hormat. Sambil membungkuk Malaikat Ridwan berkata, "Silahkan Tuan masuk surga yang merupakan hak Tuan” Saya antarkan sampai ke pintu gerbangnya. Dengan rasa penuh suka cita orang saleh itu melangkah menuju surga. Namun tiba-tiba ia tersentak kaget lalu menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara yang sudah sangat dikenalnya,



Sahabatku…., tolongah aku !!!. Atas nama persahabatan kita yang akrab selamatkanlah aku dari neraka, begitu suara itu yang terus menerus memanggil orang saleh tersebut. Orang saleh tersebut memperhatikan sekeliling dan mencari-cari asal suara itu. Dilihatnya ada seorang laki-laki sedang diseret-seret menuju neraka oleh Malaikat Malik yang wajahnya begitu menakutkan.

"Ya Allah, laki-laki itu adalah sahabatku semasa hidup di dunia dulu, " guman orang saleh itu. Karena merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh sahabatnya itu orang saleh tersebut akhirnya tidak mau masuk ke surge, ia malah minta untuk diantarkan ke neraka.



"Antarkanlah saya ke neraka, "pinta orang saleh itu kepada Malaikat Ridwan. Mendengar pernyataan itu, Malaikat Ridwan terperanjat kaget. Dan dengan keras dia menolak permintaan orang saleh itu.

"Bagaimana saya akan membawa Tuan ke neraka, padahal saya diperintahkan mengantar Tuan ke surga? Silahkan… tuan tidak usah ragu-ragu. Surga yang indah itu milik Tuan dan saya akan melayani Tuan secara baik-baik ,jelas Malaikat Ridwan meyakinkan orang saleh tersebut.



Aku tidak membutuhkan surga maupun pelayananmu, bawalah saya ke neraka ujar orang saleh itu,

Karena mereka saling bersitegang dengan pendiriannya masing-masing maka terdengarlah sebuah suara gaib Yang Maha Agung. "Wahai malaikatku, sebenarnya Aku telah mengetahui apa yang tersembunyi di balik dada hambaKu yang saleh ini. Namun, agar lebih jelas bagimu, tanyakan sendiri kepadanya kenapa ia memilih neraka daripada surga, "kata suara itu.




“…..Bagi saya, Insya Allah di sisa usia saya yang mungkin tidak lama lagi, saya juga berdoa semoga Allah kembali memberikan kesempatan satu kali untuk memiliki “Teman Sejati” yang mencintai saya karena Allah, menyempurnakan kehidupan saya, menyempurnakan keimanan dan ke-Islaman saya, meyempurnakan hak saya sebagai wanita, dan menyempurnakan cita–cita saya yang bermimpi laksana Khatidjah bagi Rasulullah dan bermimpi untuk bersama wanita lainnya masuk kedalam syurga Cinta kepada Allah SWT…..”

Aminnnnn.

 
(Thia,  23 Juli 2014)