Setiap orang
pernah jatuh cinta, termasuk juga saya. Sampai detik saya menulis ini bisa
dibilang dalam hidup saya hanya pernah mencintai seseorang satu kali seseorang
ini boleh disebut “Teman Sejati“.
Bukan tidak gaul tapi idealisme yang ditanamkan ayah tentang “teman sejati“
begitu mengakar kuat sehingga menjadikan saya lebih berhati–hati bila ini
menyangkut urusan “Hati“.
Momen mendekati
lebaran adalah momen hidup yang paling banyak menguras air mata, hampir semua
orang yang saya cintai dan saya sayangi meninggalkan saya lebih dahulu, Ayah ,
Ibu, Eyang dan yang terakhir adalah Teman sejati saya. Seseorang pernah
mengatakan kepada saya “bahwa saya adalah orang yang mengerti betul siapa pemilik
kehidupan”, dam bisa jadi saya bukanlah satu–satunya orang yang mengalami
perjalanan hidup seperti ini, masih banyak orang yang memiliki pengalaman hidup
mungkin jauh lebih menyakitkan bahkan lebih buruk dari apa yang saya alami.
Banyak definisi
yang bisa menggambarkan arti kata “Teman Sejati“ atau bahasa gaul sekarang
adalah “soulmate”, tetapi Ayah selalu mengatakan “Teman Sejati“ adalah teman
yang baik dalam suka dan duka, dan seorang teman yang baik adalah teman yang
akan membantu kita menjadi orang baik, dalam hal ini “Teman Sejati adalah teman
baik yang kita ajak bercinta untuk syurga“.
Beberapa kejadian
yang terjadi beberapa minggu ini mengingatkan kembali semua perkataan ayah
tentang “Teman Sejati “ dan cukup memberikan sebuah pemahaman kepada saya bahwa
ternyata teman sejati adalah teman yang benar–benar mau berteman dengan kita,
bukan karena derajat kita, tetapi karena cinta itu sendiri yang tercipta dari
keikhlasan hati. Teman yang mencintai kita karena Allah dan dengan dasar itu,
kita akan mencintainya dengan penuh keihklasan, dan itu semua semata-mata
karena Allah. Saya yakin kekuatan cinta yang hadir dari sebuah keiklhasan cinta
akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan. sebuah
kekuatan cinta yang akan bersinar dan membawa kita ke gerbang pintu syurga.
Beberapa teman pun
juga sudah mengajarkan makna keikhlasan cinta yang begitu besar buat saya,
keikhlasannya dalam mencintai Teman Sejatinya tidak hanya di saat baiknya
tetapi disaat buruknya. Keikhlasan menerimanya saat teman sejatinya yang cantik
namun kecantikan telah memudar dan masih ikhlas untuk mencintai, saya sangat
bersyukur dikarunia temanteman yang spesial. Saya teringat perjalanan cinta
Rasulullah dengan Khatijah, bagaimana Khatijah sangat mencintai Rasulullah,
mengimani Rasulullah ketika orang-orang masih kufur, membenarkan Rasulullah
ketika orang-orang mendustakannya, dan memberikan hartanya kepada Rasulullah
ketika manusia lain tidak mau memberikannya.
Di
dalam Kitab “Durratun Nashihin” karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy
Syakir Al Khaubawiyiyi diceritakan bahwa ada dua orang yang bersahabat karib di
dunia. Namun, ketika meninggal dunia keduanya mendapatkan perlakuan yang tidak
sama.
Satu
orang dari keduanya adalah orang saleh yang meninggal dunia dengan tenang.
Seumur hidupnya diisi dengan amal ibadah dan perbuatan baik. Sementara itu yang
satunya banyak menghabiskan waktunya di dunia dengan perbuatan maksiat dan
melanggar perintah Allah SWT.
Ketika
orang saleh itu meninggal dunia, ia diterima oleh Malaikat Ridwan dengan rasa
hormat. Sambil membungkuk Malaikat Ridwan berkata, "Silahkan Tuan
masuk surga yang merupakan hak Tuan” Saya antarkan sampai ke pintu
gerbangnya. Dengan
rasa penuh suka cita orang saleh itu melangkah menuju surga. Namun tiba-tiba ia
tersentak kaget lalu menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara yang sudah
sangat dikenalnya,
Sahabatku….,
tolongah aku !!!. Atas nama persahabatan kita yang akrab selamatkanlah aku dari
neraka, begitu suara itu yang terus menerus memanggil orang saleh tersebut.
Orang saleh tersebut memperhatikan sekeliling dan mencari-cari asal suara itu.
Dilihatnya ada seorang laki-laki sedang diseret-seret menuju neraka oleh
Malaikat Malik yang wajahnya begitu menakutkan.
"Ya Allah, laki-laki itu adalah
sahabatku semasa hidup di dunia dulu, " guman orang saleh itu. Karena merasa prihatin dengan apa
yang dialami oleh sahabatnya itu orang saleh tersebut akhirnya tidak mau masuk
ke surge, ia malah minta untuk diantarkan ke neraka.
"Antarkanlah
saya ke neraka, "pinta orang saleh itu kepada Malaikat Ridwan. Mendengar
pernyataan itu, Malaikat Ridwan terperanjat kaget. Dan dengan keras dia menolak
permintaan orang saleh itu.
"Bagaimana
saya akan membawa Tuan ke neraka, padahal saya diperintahkan mengantar Tuan ke
surga? Silahkan… tuan tidak usah ragu-ragu. Surga yang indah itu milik Tuan dan
saya akan melayani Tuan secara baik-baik ,jelas Malaikat Ridwan meyakinkan
orang saleh tersebut.
Aku
tidak membutuhkan surga maupun pelayananmu, bawalah saya ke neraka ujar orang
saleh itu,
Karena
mereka saling bersitegang dengan pendiriannya masing-masing maka terdengarlah
sebuah suara gaib Yang Maha Agung. "Wahai malaikatku, sebenarnya Aku telah
mengetahui apa yang tersembunyi di balik dada hambaKu yang saleh ini. Namun,
agar lebih jelas bagimu, tanyakan sendiri kepadanya kenapa ia memilih neraka
daripada surga, "kata suara itu.
“…..Bagi saya, Insya
Allah di sisa usia saya yang mungkin tidak lama lagi, saya juga berdoa semoga
Allah kembali memberikan kesempatan satu kali untuk memiliki “Teman Sejati”
yang mencintai saya karena Allah, menyempurnakan kehidupan saya, menyempurnakan
keimanan dan ke-Islaman saya, meyempurnakan hak saya sebagai wanita, dan menyempurnakan
cita–cita saya yang bermimpi laksana Khatidjah bagi Rasulullah dan bermimpi
untuk bersama wanita lainnya masuk kedalam syurga Cinta kepada Allah SWT…..”
Aminnnnn.
(Thia, 23 Juli 2014)