Surga selalu dihias dan diberi harum-haruman dari tahun ke tahun karena masuknya bulan Ramadhan.
Pada malam pertama Ramadhan itu, muncullah angin dari bawah Arsy yang
disebut al Mutsirah. Karena hembusan al Mutsirah ini, daun-daunan dari
pepohonan di surga bergoyang dan daun-daun pintunya bergerak, sehingga
menimbulkan suatu rangkaian suara yang begitu indahnya.
Tidak
ada seorang atau mahluk apapun yang pernah mendengar suara seindah suara
itu, sehingga hal itu menarik perhatian para bidadari yang bermata
jeli. Mereka berdiri di tempat tinggi dan berkata, “Apakah ada
orang-orang yang melamar kepada Allah, kemudian Allah akan
mengawinkannya dengan kami??”
Tidak ada jawaban dan penjelasan
apapun, maka para bidadari itu bertanya kepada malaikat penjaga surga,
“Wahai Malaikat Ridwan, malam apakah ini?”
Malaikat Ridwan berkata, “Wahai para bidadari yang cantik jelita, malam ini adalah malam pertama Bulan Ramadhan!!”
Para bidadari itu berdoa, “Ya Allah, berikanlah kepada kami suami-suami dari hamba-Mu pada bulan ini!!”
Para bidadari itu berdoa, “Ya Allah, berikanlah kepada kami suami-suami dari hamba-Mu pada bulan ini!!”
Maka tidak ada seorangpun yang berpuasa di Bulan Ramadhan (dan
diterima puasanya) kecuali Allah akan mengawinkannya dengan para
bidadari itu, kelak di dalam kemah-kemah di surga.
Kemudian
terdengar seruan Firman Allah, “Wahai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga
untuk umat Muhammad yang berpuasa pada bulan ini. Wahai Malik (Malaikat
penjaga neraka), tutuplah pintu-pintu neraka untuk mereka yang berpuasa
bulan ini. Wahai Jibril, turunlah ke bumi, kemudian ikatlah setan-setan
yang jahat dengan rantai-rantai dan singkirkan mereka ke dasar lautan
yang dalam, sehingga mereka tidak bisa merusak (mengganggu) puasa dari
umat kekasih-Ku, Muhammad!!”
Para malaikat itu dengan segera
melaksanakan perintah Allah tersebut. Itulah sebabnya di dalam Bulan
Ramadhan itu kebanyakan umat Islam sangat mudah untuk berbuat amal
kebaikan. Suatu hal yang sangat sulit untuk diamalkan pada bulan-bulan
lainnya.
Gangguan setan (dari kalangan jin) dan hawa panas neraka untuk
sementara ditiadakan, hawa sejuk surga yang penuh rahmat dan kasih
sayang Allah melimpah ruah membangkitkan semangat untuk terus beribadah
kepada-Nya. Musuh yang harus dihadapi tinggal gangguan setan dalam
bentuk manusia dan hawa nafsu, yang mereka itu juga telah dilemahkan
dengan adanya kewajiban puasa.
Pada riwayat lain disebutkan,
pada malam pertama Bulan Ramadhan itu Allah berfirman, “Barang siapa
yang mencintai-Ku maka Aku akan mencintainya, barang siapa yang
mencari-Ku maka Aku akan mencarinya, dan barang siapa yang memohon
ampunan kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya berkat kehormatan Bulan
Ramadhan ini (dan puasa yang dijalankannya) !!”
Kemudian Allah
memerintahkan malaikat Kiramal Katibin (malaikat-malaikat pencatat
amalan manusia) untuk mencatat amal kebaikan dari tiga kelompok
orang-orang tersebut dan menggandakannya, serta memerintahkan untuk
membiarkan (tidak mencatat) amal keburukannya, bahkan Allah juga
menghapus dosa-dosa mereka yang terdahulu.
Pada setiap malam
dari Bulan Ramadhan itu, Allah akan berseru tiga kali, “Barang siapa
yang memohon, maka Aku akan memenuhi permohonannya. Barang siapa yang
kembali kepada-Ku (Taa-ibin, taubat) maka Aku akan menerimanya kembali
(menerima taubatnya). Barang siapa yang memohon ampunan (maghfirah) atas
dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya…!!”
Pada malam yang
ditetapkan Allah sebagai Lailatul Qadr, Allah memerintahkan Jibril dan
rombongan besar malaikat untuk turun ke bumi. Jibril turun dengan
membawa panji hijau yang kemudian diletakkan di punggung Ka’bah. Ia
mempunyai 600 sayap, dua di antaranya tidak pernah dipergunakan kecuali
pada Lailatul Qadr, yang bentangan dua sayapnya itu meliputi timur dan
barat. Kemudian Jibril memerintahkan para malaikat yang mengikutinya
untuk mendatangi umat Nabi Muhammad SAW. Mereka mengucapkan salam pada
setiap orang yang sedang beribadah dengan duduk, berdiri dan berbaring,
yang sedang shalat dan berdzikir, dan berbagai macam ibadah lainnya pada
malam itu. Mereka menjabat tangan dan mengaminkan doa umat Nabi
Muhammad SAW hingga terbit fajar.
Ketika fajar telah muncul di ufuk timur, Jibril berkata, “Wahai para malaikat, kembali, kembali!!”
Para malaikat itu tampaknya enggan untuk beranjak dari kaum muslimin
yang sedang beribadah kepada Allah. Ada kekaguman dan keasyikan berada
di tengah-tengah umat Nabi Muhammad SAW, yang di antara berbagai
kelemahan dan keterbatasannya, berbagai dosa dan kelalaiannya, mereka
tetap beribadah mendekatkan diri kepada Allah, tidak pernah berputus asa
dari rahmat Allah. Mendengar seruan Jibril untuk kembali, mereka
berkata, “Wahai Jibril, apa yang diperbuat Allah untuk memenuhi
permintaan (kebutuhan) orang-orang yang mukmin dari umat Nabi Muhammad
ini?’
Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah melihat kepada mereka
dengan pandangan penuh kasih sayang, memaafkan dan mengampuni mereka,
kecuali empat macam manusia…!”
Mereka berkata, “Siapakah empat macam orang itu?”
Mereka berkata, “Siapakah empat macam orang itu?”
Jibril berkata, “Orang-orang yang suka minum minuman keras (khamr,
alkohol, narkoba dan sejenisnya), orang-orang yang durhaka kepada orang
tuanya, orang-orang yang suka memutuskan hubungan silaturahmi, dan kaum
musyahin!!”
Para malaikat itu cukup puas dengan penjelasan Jibril
dan mereka kembali naik ke langit, ke tempat dan cara ibadahnya
masing-masing seperti semula.
Ketika Nabi SAW menceritakan hal
ini kepada para sahabat, salah seorang dari mereka berkata, “Wahai
Rasulullah, siapakah kaum musyahin itu?”
Nabi SAW bersabda, “Orang
yang suka memutuskan persaudaraan, yaitu orang yang tidak mau berbicara
(karena perasaan marah, dendam dan sejenisnya) kepada saudaranya lebih
dari tiga hari!!”
Malam berakhirnya bulan Ramadhan, yakni saat
buka puasa terakhir dan memasuki malam Idul Fitri, Allah menamakannya
dengan Malam Hadiah (Lailatul Jaa-izah). Ketika fajar menyingsing, Allah
memerintahkan para malaikat untuk turun dan menyebar ke seluruh penjuru
negeri-negeri yang di dalamnya ada orang-orang yang berpuasa. Mereka
berdiri di jalan-jalan dan berseru, dengan seruan yang didengar oleh
seluruh mahluk kecuali jin dan manusia, “Wahai umat Muhammad, keluarlah
kamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, yang memberikan rahmat begitu
banyak dan mengampuni dosa yang besar!!”
Ketika kaum muslimin
keluar menuju tempat-tempat shalat Idul Fitri dilaksanakan, Allah
berfirman kepada para malaikat, “Wahai para malaikat-Ku, apakah balasan
bagi pekerja jika ia telah menyelesaikan pekerjaannya??”
Mereka berkata, “Ya Allah, balasannya adalah dibayarkan upah-upahnya!!”
Mereka berkata, “Ya Allah, balasannya adalah dibayarkan upah-upahnya!!”
Allah berfirman, Wahai para malaikat, Aku persaksikan kepada kalian
semua, bahwa balasan bagi mereka yang berpuasa di Bulan Ramadhan, dan
shalat-shalat malam mereka adalah keridhaan dan ampunan-Ku!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar