Rabu, 22 Juni 2016

KEMULIAAN DAN KESETIAAN KHADIJAH?

Siapakah yang tak ingin meneladani kemuliaan dan kesetiaan Khadijah, istri Rasulullah saw.?

Dialah perempuan pertama yang mengakui dakwah Islam Rasulullah saw.
 

Dialah yang selalu ada untuk Rasulullah saw dalam terjangan sekeras apa pun.
 

Dialah istri yang menerima dengan hati tulus dan ikhlas demi Allah bahwa menegakkan syariat memang tidak selalu menyenangkan hati, tetapi juga ada yang membuat sedih. Dialah yang merelakan segala yang melekat padanya, bahkan nyawanya, demi mendampingi suaminya dalam menegakkan syariat Islam.

Saat Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terang-terangan, beliau mendapat ejekan dan hinaan yang sangat menyakitkan, diancam, dan disakiti. Berkat sokongan kesetiaan Khadijah, di antaranya, Rasulullah saw. tegar selalu mengemban misi kerasulannya.

Khadijah tidak pernah mengecewakan Rasulullah Saw. Tak sekali pun ia membuat Rasulullah Saw. kecewa apalagi marah. Memerengutkan wajah saja kepada Rasulullah saw., beliau tidak pernah. Sekalipun!

Di antara semua istrinya, bahkan sepeninggalnya, Rasulullah saw. senantiasa memberikan penghormatan yang tinggi kepadanya. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Ia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan ia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya, dan mengharamkan bagiku anak dari selain ia.” (HR. Ahmad).

Tak cukup ungkapan hormat dari Rasulullah saw atas kemuliaan dan kesetiaan Khadijah sebagai seorang istri, dalam risalah hidup yang manis dan pahit, bahkan Jibril pernah menyampaikan salam untuknya dari Allah Swt. langsung. Khadijah pernah dikirimi salam oleh Allah Swt. melalui Jibril.

Dari Abu Hurairah, “Jibril datang kepada Rasulullah saw. lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhannya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di surga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” (HR. Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar