Siapakah yang tak ingin meneladani kemuliaan dan kesetiaan Khadijah, istri Rasulullah saw.?
Dialah perempuan pertama yang mengakui dakwah Islam Rasulullah saw.
Dialah yang selalu ada untuk Rasulullah saw dalam terjangan sekeras apa pun.
Dialah istri yang menerima dengan hati tulus dan ikhlas demi Allah
bahwa menegakkan syariat memang tidak selalu menyenangkan hati, tetapi
juga ada yang membuat sedih. Dialah yang merelakan segala yang melekat
padanya, bahkan nyawanya, demi mendampingi suaminya dalam menegakkan
syariat Islam.
Saat
Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terang-terangan, beliau mendapat
ejekan dan hinaan yang sangat menyakitkan, diancam, dan disakiti. Berkat
sokongan kesetiaan Khadijah, di antaranya, Rasulullah saw. tegar selalu
mengemban misi kerasulannya.
Khadijah tidak pernah mengecewakan
Rasulullah Saw. Tak sekali pun ia membuat Rasulullah Saw. kecewa apalagi
marah. Memerengutkan wajah saja kepada Rasulullah saw., beliau tidak
pernah. Sekalipun!
Di antara semua istrinya, bahkan
sepeninggalnya, Rasulullah saw. senantiasa memberikan penghormatan yang
tinggi kepadanya. Rasulullah Saw. pernah bersabda,
"Khadijah
beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Ia membenarkan aku
ketika orang-orang mendustakan. Dan ia memberikan hartanya kepadaku
ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak
darinya, dan mengharamkan bagiku anak dari selain ia.” (HR. Ahmad).
Tak cukup ungkapan hormat dari Rasulullah saw atas kemuliaan dan
kesetiaan Khadijah sebagai seorang istri, dalam risalah hidup yang manis
dan pahit, bahkan Jibril pernah menyampaikan salam untuknya dari Allah
Swt. langsung. Khadijah pernah dikirimi salam oleh Allah Swt. melalui
Jibril.
Dari Abu Hurairah, “Jibril datang kepada Rasulullah saw.
lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa
sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila ia datang
kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhannya dan beritahukan
kepadanya tentang sebuah rumah di surga, (terbuat) dari mutiara yang
tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” (HR. Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar