Senin, 11 Juli 2016

HATI YANG BERGETAR KARENA ALLAH SWT

Saya memandangi foto laki – laki tua , berusia kurang lebih 70 tahunan.  laki – laki itu adalah Abah. Begitu kami memanggilnya. Saya memadang haru foto Abah, sebuah foto  Abah  tengah berpakaian  ihram. 

Begitu ada rezeki kami sepakat untuk mengumroh-kan Abah bersama dua pekerja kebun saya di Malang. Mendengar kata Umroh mata abah tampak berkaca – kaca  ,kalimat tauhid pun terus menerus keluar dari ucapannya bahkan  Air matanya tak henti – henti menangis ketika pertama kali kakinya menginjak rumah Allah....

Yayasan Yatim Piatu kami memang tidak terlalu besar, di dalam yayasan terdapat  Musholla kecil  untuk sholat pengurus yayasan dan tempat mengaji anak - anak. Dan Abah adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk mengurus musholla itu sekaligus mengajari anak – anak mengaji.

Sejauh ini kami tidak tahu darimana abah berasal, saya tergolong orang yang sungkan untuk menanyakan hal – hal yang berbau pribadi , dengan Abah menawarkan diri itu sudah cukup buat saya. Sehari-hari Abah bekerja sebagai tukang becak. Abah sudah menjadi bagian keluarga kami, setiap hari abah dengan rajin membersihkan kamar mandi, tempat wudhu dan halaman disekitar yayasan yatim piatu diluar jam kerjanya sebagai tukang becak, biasanya beliau hadir setiap maghrib dan shubuh.

Hampir setiap shubuh Abah sudah berada di mushola, membantu membangunkan anak – anak untuk sholat setelah mengajari ngaji Abah langsung melanjutkan  aktifitasnnya  mengepel lantai teras, menyapu jalanan Yayasan, membersihkan kamar mandi dan tempat wudhu.

Debalik kesederhaannya , beliau adalah jamaah yang rajin, selalu ikut shalat berjamaah. Hebatnya masih sempat berganti baju yang rapi, lengkap dengan kopiah dan sarung. Setiap bulan di yayasan kami mengadakan  pengajian dan ceramah  Abah juga hadir, kadang-kadang ikut mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang sering mengundang tawa, jauh dari kedalaman intelektual. Tidak jarang pula ketika tiba saatnya waktu shalat dan kebetulan tidak ada orang yang adzan, Abahlah yang melantunkan adzan, dan lagi-lagi dengan lafadz yang tidak begitu sempurna.

================================
Selamat sore sejawat

Tidak sulit untuk membaca keadilan Allah dalam urusan ini. Seandainya surga disediakan hanya untuk orang beriman yang pintar, banyak membaca buku, ilmu yang dalam, menguasai bahasa Arab, punya banyak referensi kitab para mufassir, tidak lupa dilengkapi dengan kajian orientalis, maka tidak ada tempat buat Abah di surga.

Namun surga disediakan bagi orang yang bertaqwa, dengan tingkat dan kemampuan berpikirnya masing-masing bisa merasakan takut dan tunduk kepada Allah, lalu mengerjakan semua perintah dan menghindari semua larangan atas dasar rasa takut dan tunduk tersebut. Surga disediakan buat orang yang punya koneksi dengan Allah sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an :

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (1) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)

(2) Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,
(3)  (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(4)  Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. ( QS al-Anfaal : 2-4)

Mengingat semua pelajaran ini, saya membungkukkan diri dalam-dalam, menyatakan pengakuan bahwa Abah jauh lebih mulia dari saya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar