Minggu, 10 Juli 2016

" ORANG KAYA DAN MISKIN "

Pada Suatu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya yang masih berusia tujuh tahun untuk berkunjung dan menginap beberapa hari kesebuah desa. Desa itu adalah kampung halaman dari Pak Suwarta, demikian nama orang kaya tersebut. Masa kecil Pak Suwarta dihabiskan di sana, hingga kedua orang tuanya meninggal dan dia mengikuti kakaknya ke kota, di Kota besar itulah Suwarta mulai berbisnis dan meraih kesuksessan seperti sekarang ini.

Desa itu lumayan terpencil, sangat jauh dari hiruk pikuknya keramaian kota besar. Selain mengenang masa kecilnya ia juga ingin memberi pelajaran kepada anaknya tentang “ kaya dan miskin”. Ada pemahaman yang ingin ditanamkan kepada anak lelakinya bahwa adalah hal yang memang sangat layak diperjuangkan. Pak Suwarta ingin memperlihatkan kepada anaknya betapa susahnya menjadi orang miskin.

Selama beberapa hari Pak Suwarta dan anak lelakinya tinggal dirumah temannya. Rumah itu milik Pak Karto, teman dan sahabat masa kecilnya. Rumah orang miskin yang sangat sederhana, berdinding papan dan tidak memiliki pagar. Sekitar 10 meter di belakang rukesusksesan mah itu terdapat sungai kecil yang sangat jernih airnya. Sungai yang sama yang digunakan oleh Pak Suwarta bermain air dan berenang dengan teman – temannya 30 tahun yang lalu. Didepan rumah tersebut terdapat tanah lapang, tempat anak – anak petani menggembalakan ternaknya. Anak – anak juga sering bermain layang – layag di tanah lapang itu.

Tak terasa sudah 5 hari telah berlalu, dan Pak Suwarta merasa sudah cukup waktunya untuk kembali kekota, sembari mengendarai mobilnya, Pak Suwata melontarkan pertanyaan penting kepada anak kecilnya. “ Bagaimana , Nak ? apa yang kamu lihat dengan keadaan  disana, ” Apa saja yang kamu dapatkan setelah menginap beberapa hari di rumah Pak Karto?” Pak Suwarta berharap anaknya sudah dapat memahami perbedaan antara kaya dan miskin

Wahhhh Luar biasa yah, jawab anak itu.” Kita harus repot – repot membangun kolam renang yang mahal di belakang rumah, sedangkan mereka kolam renangnya panjang sekali.” Trus halaman kita sempit dan tidak bisa melihat apa – apa karena ada temboknya, sedangkan halaman rumah mereka luassss sekali, sejauh mata memandang, bahkan bisa dipakai untuk bermain layang – layang.

Kita harus membangun taman, sedangkan mereka memiliki taan yang besar sekali . Kita harus antri dan membayar di supermarket setiap kali belanja, sedangkan mereka tinggal mengambil saja tida perlu membayar

sambil mengusap mulutnya, anak itu berkata lagi, “ Kita harus ke luar negeri utnuk membeli lampu taman, sedangkan lampu taman mereka buanyyakkk sekali bertaburan dan kelap kelip diangkasa. Setiap Hari Ayah dan ibu harus bekerja dari pagi sampai malam, sedangkan Pak Karto ?? wahhh...setiap sore dia bisa bercanda dan main kejar – kejaran dengan anaknya. Kita harus ke kebun binatang kalo mau naik hewan, kalo mereka?? Setiap hari mau naik apapun juga bisa, ada sapi, ada kerbau, bahkan ada kuda, ga perlu bayar.

Ternyata kita adalah orang miskin, kita masih kalah kaya yah dengan mereka

Tak ada jawaban yang mampu keluar dari mulut Pak Suwarta , dan ia hanya terdiam hingga mereka sampai dirumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar