Selasa, 03 Mei 2016

APA YANG TELAH KITA PERBUAT



Waktu itu saya dalam perjalanan dari Jogya ke Jakarta naik pesawat. Karena keberangkatan pesawat ditunda satu jam saya menunggu di in HB kafetaria bandara Adisucipto sekedar minum teh. Di depan saya seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan. duduk sekedar mengisi waktu, saya mengajaknya bercakap-cakap.
 
"Badhe tindak Jakarta, Bu." (mau pergi ke jkt, bu?) "Inggih nak, namung transit ing Cengkareng lajeng dhateng Singapura." (Iya nak, hanya transit di Cengkareng terus ke Singapura)

"Kalau boleh mau menanyakan, ada keperluan apa ibu pergi ke singapura? "Menengok anak saya yang nomor dua nak, istrinya melahirkan di sana terus saya diberi tiket dan diuruskan paspor melalui biro perjalanan. Jadi saya tinggal berangkat tanpa susah mengurus apa-apa"

"Puteranya kerja dimana, bu? "Anak saya ini insinyur perminyakan, kerja diperusahaan minyak asing, sekarang jadi kepala kantor cabang Singapura

"Putra sedaya pinten, Bu.?" (Berapa anak ibu semuanya?)  "Anak saya ada emapt nak, 3 laki-laki, 1 perempuan. Yang ini tadi anak nomer dua, yang nomer tiga juga laki-laki, dosen fakultas ekonomi UGM, sekarang lagi ambil program doktor di Amerika. Yang bungsu perempuan jadi dokter spesialis anak. suaminya juga dokter, ahli bedah dan dosen di universitas Lagrangian Surabaya

"Menawi putra mbajeng.?" (Kalau anak sulung?) "Dia petani, nak. tinggal di Godean, menggarap sawah warisan almarhum bapaknya)
Saya tertegun sejenak lalu dengan hati-hati saya bertanya, "Tentunya ibu kecewa kepada anak sulung ya bu. kok tidak sarjana spt adik-adiknya

"Babarpisan boten,Nak.(Sama sekali tidak, nak). Malahan kami sekeluarga semuanya hormat kepada dia. dari hasil sawahnya dia membiayai hidup kami dan menyekolahkan semua adik-adiknya sampai selesai jadi sarjana

"Saya merenung :Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat. Allah tidak akan menilai apa dan siapa kita tetapi apa amal-ibadah kita".


( Thia ,16 oktober 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar