Setelah berdiskusi panjang lebar dengan suami, akhirnya kami
memutuskan ananda Ais tidak perlu
mengikuti kelas askelarasi walaupun prestasi akademik dan rekomendasi psikolog membolehkan tapi kami
lebih senang bila Ais berkembang sewajarnya seperti anak seusianya.Bagi kami yang terpenting Ais menikmati haknya sebagai anak
– anak , kami tidak ingin merenggut masa indah anak –anaknya.
Berkaca kepada pengalaman orang lain dan sempat bertukar pikiran dengan seorang teman yang memiliki putra yang juga di katakan “BERBAKAT INI” dengan bijaksana beliau mengatakan,
Kita sebagai orang tua tidak perlu terburu – buru, berikan haknya untuk menikmati usia anak – anaknya, jangan direnggut begitu saja. Dari sini kita bisa mengajari anak untuk lebih berjiwa sosial dan tentu dengan IQ begitu tinggi otomatis Ais akan lebih menonjol diantara teman – temannya. Disinilah kita menanamkan rasa etika bersaing sehat, rasa berbagi kepada teman – temannya yang memiliki kemampuan di bawahnya,
Berkaca kepada pengalaman orang lain dan sempat bertukar pikiran dengan seorang teman yang memiliki putra yang juga di katakan “BERBAKAT INI” dengan bijaksana beliau mengatakan,
Kita sebagai orang tua tidak perlu terburu – buru, berikan haknya untuk menikmati usia anak – anaknya, jangan direnggut begitu saja. Dari sini kita bisa mengajari anak untuk lebih berjiwa sosial dan tentu dengan IQ begitu tinggi otomatis Ais akan lebih menonjol diantara teman – temannya. Disinilah kita menanamkan rasa etika bersaing sehat, rasa berbagi kepada teman – temannya yang memiliki kemampuan di bawahnya,
Bila naik ke kelas Askelerasi , dikhawatirkan yang dirasakan hanya aroma persaingan untuk menjadi yang terbaik dan terbaik dan dalam pikirannya hanya ada bagaimana cara lebih unggul dari temannya. Rasa sosialnya akan tumpul, semangat bermain anak akan hilang
diganti dengan semangat belajar ..., belajar dan belajar.
Dalam hidup tidak hanya itu yang di butuhkan, banyak bukti orang dengan IQ tinggi yang menempuh jalan hidup askelerasi akan bermasalah dengan masalah sosialnya, bahkan beberapa berakhir dengan negative. Dengan membiarkan dan memberikan kesempatan anak berkembang secara wajar, mungkin kita malah bisa mengeliminir sisi atau bakat negatif kejiwaan lainnya.
Semakin mantaplah saya dan suami untuk membiarkan Ais tumbuh sewajarnya, membiarkannya memiliki banyak teman, beradaptasi, bersosialisasi, tanpa harus memikirkan kompetisi yang akan membebaninya. Kami berdua percaya dan yakin
Allah lebih mengetahui apa yang terbaik buat umatnya...“ Keberhasilan dan kesuksesan tidak akan dapat dimaju sedetikpun dan juga tidak akan bisa ditunda sedetikpun”
( Thia , 6 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar