Ketika membaca SMS ini saya sedih dan sekaligus tertawa, SMS ini
merupakan sedikit potret murid di era masa kini, dimana relasi antara
murid (mahasiswa) dengan guru (dosen) seolah tanpa batas
Adalah Kitab Ta'lim Muta'alim .kitab wajib untuk para pencari ilmu, kitab taklim muta'alim adalah (salah satu kitab ulama kuno yang mengajarkan tentang tata cara belajar yang baik dan santun)
Kala masih kuliah S1 dulu beberapa teman aktifis mengkritik kitab tersebut. Mereka menuduh bahwa ajaran dalam Kitab tersebut berpotensi membelenggu kebebasan berfikir karena seorang murid (mahasiswa) diharuskan patuh dan tunduk kepada guru (dosen). Kitab ini dianggap tidak relevan dengan sistem belajar dan mengajar diera modern yg berlaku di universitas. sehingga mengkritik guru (dosen) dipandang sebagai tindakan melanggar etika kesopanan,
Kendati demikian, saya masih tetap konsisten mengamalkan ajaran Kitab Ta'lim Muta'alim hingga sekarang, bahkan ketika saya memasuki jenjang S3 sekali pun, saya tetap menghormati dosen dan professor yang bule tersebut layaknya saya menghormati para ustaz dan gurunya saat belajar agama di pesantren dulu.
Pernah suatu saat saya dikatakan 'bodoh kamu' dari seorang professor karena saya tidak cakap dalam menyampaikan teori. Alhamdulillah, saya tidak memiliki perasaan marah ataupun dendam kepada professor saya yang sepuh itu. Beberapa hari kemudian kami bertemu dan bercakap-cakap santai, dan alhamdulillah saat melihat hasil UAS saya mendapatkan nilai (A-) untuk mata kuliah beliau," Kata 'bodoh" dari profesor tersebut saya jadikan bekal untuk mengevaluasi diri.
Ada satu hal yang tidak dimiliki oleh sistem belajar modern saat ini yaitu sugesti atau kepercayaan akan adanya 'keberkahan ilmu'. Dimana salah satu syarat mendapatkannya adalah dengan menghormati guru baik melalui sikap, prilaku maupun ucapan.
( Thia 25 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar