Senin, 04 April 2016

BERTEMAN KARENA ALLAH



Sejawat pernah mendengar istilah “deja_vu“, Déjà vu adalah sebuah frasa Perancis yang artinya secara harafiah adalah “pernah melihat” atau “pernah merasa”. Maksudnya adalah mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya.

Secara sadar atau tidak sadar mungkin sebagian besar dari kita pernah mengalami perasaan ini, seolah–olah tidak asing, seolah–olah pernah bertemu, seolah – olah pernah merasakan tapi dimana dan entah kapan sering tidak ketahui, kalau sudah begini paling sering yang kita ucapkan “kok rasanya pernah ketemu”? Kok seperti ga  asing ya.. dan lain-lain.

Saya selalu menganggap perasaan ini adalah sebuah anugrah, walaupun tidak sering tapi beberapa momen penting dalam hidup saya terutama momen yang berhubungan dengan orang–orang yang sayangi seperti teman dan sahabat yang saya miliki saat ini telah Allah hadirkan lebih dulu.

Berbagi cerita saja sejawat, saya masih ingat Juni 2003  pernah bermimpi saya didatangi empat orang presiden, ada pak Karno, pak Harto, bapak Habibie, dan Al Mukarom KH. Abdurrahman Wahid atau bisa kita kenal Gus Dur, beliau datang dengan bersamaan dengan satu mobil,
Pak Harto mengajak saya ..“Mari Nanda kita pergi bersama..“, karena terkejutnya saya sampai tidak bisa berkata apa -apa, saya mengikuti kemana bapak-bapak Presiden ini pergi. Ditengah perjalanan saya menanyakan kepada “Gus Dur”, mohon maaf Gus kita mau pergi kemana..? Sambil memegang tangan saya Gus Dur bilang kita akan Umroh Meuthia. Saya juga tidak tahu bagaimana ceritanya sampai akhirnya kami tiba di Masjidil Haram, yang saya ingat sesampai di Masjidil Haram Pak Habibie menahan langkah kami, sebentar ada teman yang belum dating.

Dan benar setelah itu yang datang adalah sosok pak SBY dengan kawalan ketat dari pemerintah Arab. pak SBY menyalami kami dan mengajak kami berjalan menuju bersama ke Rumah Allah “Ka’bah”. Di dalam mimpi saya melihat pintu Ka’bah terbuka lebar... “Subhanallah....” siapa yang      menyangka hampir setahun dari mimpi itu bertepatan Mei 2004 saya menunaikan ibadah Umroh pertama saya, memang tidak seperti di dalam mimpi saya pergi bersama bapak presiden tetapi kejadian mengharukan justru terjadi di Mekkah.

Ketika kami menyelesaikan thawaf kebetulan saya berdiri Hajar Aswad, tiba–tiba saja di belakang saya terdengar gaduh saya menoleh kebelakang dan saya melihat pengawal khusus yang sedang mengawal tamu penting dan Subhanallah…. tamu itu adalah bapak Susilo Bambang Yudoyono yang saat itu sedang mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia di dampingi ketua Mahkamah Agung Baharudin Lopa dan posisi saya persis di depan,

Bapak SBY  memandangi saya dan tersenyum bersahaja, di samping bapak SBY ada Ibu Ani Yudoyono menyalami tangan saya yang secara spontan saya ulurkan dan saya tidak mengira salaman itu membawa saya masuk bersama rombongan presiden dalam khawalan pasukan khusus.

Bukan itu yang membuat saya menangis sejawat tetapi ketika kita rombongan bapak SBY diperkenankan masuk Ka’bah saya berdiri di muka Multazam persisi seperti mimpi yang saya alami sebelumnya, meskipun hanya pak SBY bersama keluarga yang bisa masuk kedalam Ka’bah tapi saya sangat bersyukur, saya bisa berdoa didepan Multazam dan saya bisa bertemu Mr. President . Subhanallah....

Masih di Umroh pertama saya di tahun 2004, ketika rombongan kami menuju ke Jaball Rahmah, Ustadz saya bilang bila kita menulisakan nama di Jabal Rahmah itu yang konon merupakan tempat pertemuan nabi Adam dan Ibu Hawa niscaya kita akan dipertemukan dengan orang yang kita tulis. Entah kenapa saya percaya dengan cerita ustadz, sayapun menuliskan nama saya dan sebuah inisial nama yang saya sendiri juga tudak tahu siapa dia, hanya dorongan hati saja saya menulis sebuah inisial.

Saat ini sudah hampir 10 tahun dari umroh pertama itu, hingga kemarin saya di beri kesempatan untuk menunaikan umroh kedua saya, Umroh Ramadhan, saya tiba di Madinah tanggal 10 Juli 2014, sungguh betapa rindu saya dengan kota Madinah ini, kota yang sangat damai dan yang membuat lebih damai lagi adalah karena kami mendapatkan hotel yang tidak terlalu jauh dengan masjid Nabawi persis dari depan kamar saya bisa memandangi kubah hijau masjid Nabawi yang di bawahnya di makamkan orang yang paling mulia di muka bumi ini siapa lagi kalau bukan Rasululllah SAW Ya habiballah....

Saya akan menceritakan sebuah kejadian, jadi ketika saya berada dalam Raudhah dan setelah saya menunaikan sholat dua rakaat, saya bersandar di salah satu tiang mimbar nabi. Saya tertidur dalam mimpi saya didatangi sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, beliau bertiga datang menghampiri saya dan berkata

“Hajjah, ada teman antum ingin bertemu antum“. Kemudian dari belakang sahabat nabi muncul seorang pria memakai pakaian ikhram, pria muda dengan rambut pendek yang saya tidak pernah mengenal sebelumnya atau bertemu sebelumnya. Pria itu datang dalam mimpi saya duduk di hadapan saya dan berkata

“Adhek…., ini Abang“ Abang mau haji tapi belum sampe-sampe, kalo Adhek sampe Mekkah nanti ketika cium Hajar Aswad minta tolong panggil nama Abang dan keluarga“. Tiba–tiba pria misterius hilang, saya lupa dengan wajahnya tetapi saya mengingat namanya. Singkat cerita sesampai di Mekkah, Alhamdulillah Allah memberikan kemudahan untuk mencium Hajar Aswad dan saya mengingat mimpi yang datang di Raudhah, saya memanggil nama Abang beserta keluarganya saya mendoakannya. Semoga Allah memanggilnya bersama keluarganya untuk datang haji, saya juga mendoakan dia bersama keluarganya selamat dunia akhirat dan dijadikan orang yang bermanfaat.

Memang tidak ada yang istimewa dari cerita saya, keistimewaan itu terjadi setelah saya pulang dari umroh. Di tanggal yang sama saya bermimpi di Facebook, saya di Inbox ada seseorang dengan nama yang sama dengan wajah yang secara déjà-vu saya lihat di mimpi saya mengirimkan pesan

“Assalamualaikum.. Salam kenal mbak Meuthia, maaf saya suka sekali membaca tulisan-tulisan mbak muthia diAkun ini. Lagi sibuk yaa. Saya menunggu tulisan berikutnya lohh. Terutama tentang si kecil Asyah ataupun ilmu agama. Terima kasih ( 10 Juli 2014, 16.40 WIB )
Dan siapa yang mengetahui seseorang yang memberikan salam ini kemudian bercerita ketika dia meliat TV Mekkah, ingat saya di sana, pingin didoakan agar dipanggil haji. Saya terharu mendengarnya, saya sampaikan sebelum Abang meminta, Allah sudah memberitahukannya Abang.

Alhamdulillah akhirnya kami berteman dekat selayaknya saudara, pertemanan yang indah karena Allah yang mempertemukan kami pertama kali di dalam mimpi, pertemanan yang dekat dan erat selayaknya Rasulullah dengan kedua sahabat di Makam Rasulullah.
Tidak hanya itu sayapun menangis ketika setelah sepuluh tahun yang lalu saya masih melihat tulisan saya yang tidak luntur masih sama persis seperti asal saya menulis namun kali ini saya datang di saat saya memiliki teman dengan inisial yang sama seperti yang saya tulis di Jabbal Rahmah 10 tahun yang lalu dan Allah yang memilihkan teman itu.

“…..Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal….” (QS. Al Hujurat : 13)

(Thia, 29 Juli 2014)