Seorang
Syaikh berusia 80 tahun mengalami infeksi pada telinganya yang nyaris
membuatnya tuli. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi atas telinganya supaya tidak
kian menjadi tuli, dan Syaikh itupun menerimanya. Setelah operasi sukses dan
Syaikh itu bisa mendengar kembali dengan jelas maka datanglah tagihan biaya
atas operasi telinganya. Syaikh itu melihat tagihan operasinya, tiba2 menangis.
Dokter
yang melihat sang Syaikh itu merasa iba dan mengatakan bahwa bila tagihan itu
terlalu tinggi maka ia akan membebaskan biaya dokter. Maka sang Syaikh
menjawab, “Aku bukan menangis karena uang yang akan aku keluarkan, tetapi aku
menangis karena Allah telah memberiku pendengaran yang jelas selama 80 tahun,
namun Allah tidak pernah mengirimiku tagihan”.
Mungkin
banyak sekali nikmat Allah SWT yang tanpa kita sadari sering kita sia-siakan
dan bahkan tidak kita diperhitungkan. Sadarkah kita? Seandainya Allah
Subhanahuwata’ala mau berhitung dagang dengan manusia atas segala nikmat yang
diberikan-Nya, saya yakin keluarga kaya mana yang akan sanggup melunasi biaya
atas nikmat hidupnya dan keluarganya?
Sobat,
terkadang hal-hal yang paling berharga bagi kita itu baru akan terasa berharga
ketika kita sudah tidak lagi memilikinya. Semoga saya dan sobat semua selalu
mensyukuri nikmat yang kita dapatkan. Baik itu
nikmat kesehatan, nikmat kekayaan, nikmat waktu luang, maupun
nikmat-nikmat yang lain.
Allah
berfirman ( QS Ibrahim :7)
يدٌ دِ شَ َل يابِ ذَ عَ نَّ ِإ مْ تُ رْ فَ كَ نْ ئِ َلۖوَ م ْكُ
نَّ يدَ زِ
َلأَ مْ تُ رْ كَ شَ ن ْئ ِلَ م ْكُ بُّ رَ نَ ذَّ َأتَ ذ ِْإوَ
Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(
QS. Arrahman :13)
◌ِ انبَ ذِّ كَ تُ امَ كُ بِّ رَ ءِ آلاَ يِّ َأبِ فَ
Maka ni`mat
Tuhan kamu yang manakah, yang kamu dustakan?
(Thia,
3 Februari 2015)