Tidak susah melukiskan kebersamaan kami di
rumah “Yayasan Meuthia Foundation” berdiri rumah tua yang sederhana
namun asri. Konstruksi bangunanpun tidak menganut prinsip arsitektur masa kini.
Sengaja pula tidak direkonstruksi kekinian karen,saya ingin mempertahankan gaya
asli rumah peninggalan almarhum bapak ibu yg menjadi saksi tumbuh kembang saya
dan selanjutnya
menjadi rumah malaikat malaikat kecil yg saya panggil KRUCIL.
Waktu memang berlalu begitu cepatnya, siapa yg menyangka "SEVEN KRUCIL" sudah mulai besar besardan bahagia rasanya berada di tengah mereka. Kebersamaan yang lahir diantara duka lara justru menjadikan mereka selayaknya saudara kandung, kepedulian, rasa cinta dan kasih sayang yang tulus begitu terasa.
Memang dalam keseharian saya tidak mengizinkan anak anak untuk membawa smartphone android atau gadget dan sejenisnya, yang ada hanya hp jadul dan untuk dirumah kami pasang line telepon kuno. Mungkin salah satunya dikarenakan saya menyukai komunikasi secara konvensional tanpa ada facetime, video call et al atau juga karena saya ingin keharmonisan di rumah itu adalah harmonis yang nyata face to face, bukan face to gadget, sehingga ketika kami bicara kami bisa saling menatap, memandang dan memeluk bukan mengasihi di balik dinding kamar.
Meja makan adalah ruang favorit kami, kami selalu membiasakan makan bersama , biasanya acara makan tidak dimulai bila penghuni kursi belum lengkap. Ditempat makan ini kami menanyakan keadaan anak anak hari itu sebelum kembali ke aktivitas masing masing. Saya, umi atau abah selalu menyelipkan pesan moral, tapi sejak saya pergi saya biasa berkomunikasi lewat telepon dan saya memilih waktu lepas makan utk menelpon.
Seperti hari ini saya menelpon mereka, dari jauh saya mendengar kericuhan mereka untuk bicara, tapi saya senang memulai pembicaraan dari yg paling kecil, ini hanya untuk melatih para kakak untuk belajar mendengarkan dan menghargai apa yg disampaikan para adik.
Yang paling kecil Azka usia baru 7 bulan, umi bilang sudah mulai makan bubur, di telpon terdengar celoteh ma.. ma.. ma, senang mendengarnya mengingat beberapa hari yg lalu sempat dirawat karena kejang demam. Selanjutnya ada mas Ibam usia 4 tahun duduk di bangku TK yang saat lomba di sekolahnya dia menjuarai lomba telling story . Silih berganti saya pun bicara dengan mas Zacky dan Alfian, dua jagoan saya ini berusia 7 tahun, keduanya duduk di kelas satu bila sore mereka mengaji untuk menghafal Al quran dan Alhamdulillah masing masing sudah bisa menghafal 2 juz dan 3 juz
Yang keempat tentu saja my little angel Aisyah, dokter kecil termuda di sekolahnya ini memberi saya kejutan menang lomba menyanyi. Seumur umur baru ini saya tau dia memilikinya bakat menyanyi. Tak ketinggalan mbak Rara dan mbak Tita keduanya duduk di kelas 5 SD, mbak Rara terpilih mewakili sekolahnya utk ikut lomba olimpiade matematika dan mbak Tita sebagai kapten basket baru saja menjawarai lomba basket . Dan yang paling besar ada si Mpie, juga dengan bahagianya dia bercerita terpilih utk mengikuti student exchange di UK. ALHAMDULILLAH...
Ikut bahagia rasanya melihat mereka menjadi generasi yang hebat, secara tidak langsung mereka mulai menggapai apa yg menjadi mimpi besarnya ini kami sebut " SEVEN KRUCIL FANTASY", mimpi ini kami tulis dan kami pajang bukan dilangit ketujuh melainkan di dinding ruang tengah tempat kami berkumpul sehingga tiap hari kami membacanya.
Semoga keagungan Allah yang tergelar dalam Lauhul Mahfudz, muara dari segala ilmu dan kebajikan menyimpan rahasia yang baik kemana nasib akan membawa para malaikat kecil saya ini. Saya meyakini mereka adalah malaikat kecil yg memiliki hati dan pikiran yg terang
Waktu memang berlalu begitu cepatnya, siapa yg menyangka "SEVEN KRUCIL" sudah mulai besar besardan bahagia rasanya berada di tengah mereka. Kebersamaan yang lahir diantara duka lara justru menjadikan mereka selayaknya saudara kandung, kepedulian, rasa cinta dan kasih sayang yang tulus begitu terasa.
Memang dalam keseharian saya tidak mengizinkan anak anak untuk membawa smartphone android atau gadget dan sejenisnya, yang ada hanya hp jadul dan untuk dirumah kami pasang line telepon kuno. Mungkin salah satunya dikarenakan saya menyukai komunikasi secara konvensional tanpa ada facetime, video call et al atau juga karena saya ingin keharmonisan di rumah itu adalah harmonis yang nyata face to face, bukan face to gadget, sehingga ketika kami bicara kami bisa saling menatap, memandang dan memeluk bukan mengasihi di balik dinding kamar.
Meja makan adalah ruang favorit kami, kami selalu membiasakan makan bersama , biasanya acara makan tidak dimulai bila penghuni kursi belum lengkap. Ditempat makan ini kami menanyakan keadaan anak anak hari itu sebelum kembali ke aktivitas masing masing. Saya, umi atau abah selalu menyelipkan pesan moral, tapi sejak saya pergi saya biasa berkomunikasi lewat telepon dan saya memilih waktu lepas makan utk menelpon.
Seperti hari ini saya menelpon mereka, dari jauh saya mendengar kericuhan mereka untuk bicara, tapi saya senang memulai pembicaraan dari yg paling kecil, ini hanya untuk melatih para kakak untuk belajar mendengarkan dan menghargai apa yg disampaikan para adik.
Yang paling kecil Azka usia baru 7 bulan, umi bilang sudah mulai makan bubur, di telpon terdengar celoteh ma.. ma.. ma, senang mendengarnya mengingat beberapa hari yg lalu sempat dirawat karena kejang demam. Selanjutnya ada mas Ibam usia 4 tahun duduk di bangku TK yang saat lomba di sekolahnya dia menjuarai lomba telling story . Silih berganti saya pun bicara dengan mas Zacky dan Alfian, dua jagoan saya ini berusia 7 tahun, keduanya duduk di kelas satu bila sore mereka mengaji untuk menghafal Al quran dan Alhamdulillah masing masing sudah bisa menghafal 2 juz dan 3 juz
Yang keempat tentu saja my little angel Aisyah, dokter kecil termuda di sekolahnya ini memberi saya kejutan menang lomba menyanyi. Seumur umur baru ini saya tau dia memilikinya bakat menyanyi. Tak ketinggalan mbak Rara dan mbak Tita keduanya duduk di kelas 5 SD, mbak Rara terpilih mewakili sekolahnya utk ikut lomba olimpiade matematika dan mbak Tita sebagai kapten basket baru saja menjawarai lomba basket . Dan yang paling besar ada si Mpie, juga dengan bahagianya dia bercerita terpilih utk mengikuti student exchange di UK. ALHAMDULILLAH...
Ikut bahagia rasanya melihat mereka menjadi generasi yang hebat, secara tidak langsung mereka mulai menggapai apa yg menjadi mimpi besarnya ini kami sebut " SEVEN KRUCIL FANTASY", mimpi ini kami tulis dan kami pajang bukan dilangit ketujuh melainkan di dinding ruang tengah tempat kami berkumpul sehingga tiap hari kami membacanya.
Semoga keagungan Allah yang tergelar dalam Lauhul Mahfudz, muara dari segala ilmu dan kebajikan menyimpan rahasia yang baik kemana nasib akan membawa para malaikat kecil saya ini. Saya meyakini mereka adalah malaikat kecil yg memiliki hati dan pikiran yg terang
Dan Allah menakdirkan orang- orang
tertentu yang memiliki hati yang terang agar dapat memberi pencerahan pada
sekelilingnya.
Semoga mereka menajadi orang yang bermanfaat
Aamiin...