Dikisahkan bahwa ada dua orang
sahabat sedang melakukan perjalanan menyeberangi padang pasir. Pada suatu
tempat, mereka terlibat dalam perdebatan sengit, sahabat yang satu menampar
muka sahabat yang lain dan sahabat yang ditampar merasa terluka hatinya. Tanpa
mengucapkan sepatah kata, ia menulis di pasir: “hari ini sahabat baikku menamparku”.
Mereka lalu melanjutkan
perjalanan. Dan dalam perjalanan berikutnya mereka menemukan danau lalu mandi
di danau tersebut. Orang yang ditampar tadi terjebak dalam lumpur hisap dan
mulai tenggelam. Sahabatnya pun datang menolong, setelah berhasil diselamatkan
ia menulis di atas batu : “hari ini
sahabat baikku telah menyelamatkanku” Temannya berkata, “Tadi kau menulis
di pasir, sekarang kau menulis di atas batu, mengapa”? Ia pun menjawab,
“…….Jika seseorang melukai hati kita, sebaiknya kita menulis kejadian itu di atas pasir agar angin pengampunan dapat menghapusnya. Namun, bila seseorang berbuat baik kepada kita, hendaknya kita mengukir peristiwa itu di batu sehingga angin takkan pernah dapat menghapusnya…….”.
(Thia, 10 Januari 2015)