"….Dunia
adalah negara kejujuran bagi orang yang mempersiapkannya dengan benar. Ia
adalah negeri keselamatan bagi yang memahami hakikatnya. Ia Adalah negeri
kekayaan bagi orang yang berusaha di dalamnya. Dunia adalah tempat turunnya
wahyu kepada para nabi. Ia adalah mushala bagi para nabi Allah dan tempat
berniaga para wali-Nya….
Dunia ini adalah
merupakan sawah ladang bagi akhirat. Kita juga harus memahami hakikat dunia ini
secara mendalam agar nantinya ketika kita bertolak dari negeri fana ini menuju
negeri yang menghimpun antara keselamatan badan dan agama, negeri tempat
tinggal abadi. Sebelum mencapai negeri abadi kita harus melewati negeri fana
ini. Dunia ini adalah negeri "penghubung", sedang akhirat
adalah negeri “tempat tinggal abadi”. Dunia adalah kapal untuk berlayar
bukan rumah tempat tinggal.
Masa akhirnya pasti akan datang
tidak bisa tidak. Orang-orang shaleh akan meninggal, orang-orang zhalim juga
akan meninggal, para mujahid akan meninggal, orang yang enggan berjihad pun
akan meninggal.
Bila kita nanti pada Hari Penghisaban ingin dibangkitkan dalam kondisi ketaatan, taatlah kepada Allah di dunia ini.Jika kaki kita tergelincir dalam lubang kemaksiatan, marilah kita segera untuk bertaubat. Tatkala malaikat maut mendatangi kita sedangkan kita dalam kondisi taat dan dia mencabut nyawa dalam kondisi taat. Demikian juga sebaliknya.
Berikut ini beberapa kisah yang
mampu menggetarkan hati dan kita bisa mengambil manfaatnya amin.
Kisah Wafatnya Seorang Mu'alaf
Amerika
Saya pun mengkaji Islam dan membaca
banyak tentangnya, kemudian Allah menerangi hati saya untuk memeluk Islam. Akan
tetapi di malam hari sebelum saya menemui kalian, saya tertidur setelah
merenung dan mencari kebenaran saya bermimpi bertemu dengan Al-Masih. Dia
mengarahkan telunjuknya kepada saya dan berkata “J:adilah pengikut Muhammad”
saya pun keluar untuk mencari masjid. Allah membimbing saya untuk menuju masjid
ini. Saya masuk menemui anda semua.
Setelah pembicaraan singkat ini
mu'adzin mengumandangkan adzan Isya', pemuda inipun mendirikan shalat Isya'
bersama para jamaah yang lain.Setelah sujud untuk raka'at pertama, lalu imam
bangkit untuk raka'at berikutnya. Tetapi saudara kita ini tetap dalam posisi
sujudnya. lalu orang yang disampingnya menyenggol tubuhnya namun ia terjatuh,
mereka mendapati ruhnya kembali ke hadirat Allah !.
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu
Akbar!
Kisah Wafatnya Seorang Muslimah
Swiss
Seorang muslimah saudari kita, yang
berasal dari Swiss, ia kembali bersama suaminya setelah melakukan perjalanan
haji, dengan mengendarai kapal Salim Ekspress. Seluruh penumpang berteriak
bahwa kapal akan tenggelam.
Suaminya berteriak: “Ayo keluarlah”!
Muslimah ini menjawab: “Demi Allah, saya tidak akan keluar kecuali setelah
mengenakan hijab dengan sempurna. Jikapun saya mati, saya akan bertemu Allah
dalam keadaan taat”.
Ia pun mengenakan pakaiannya dan
keluar bersama suaminya. Ketika semua penumpang benar-benar telah tenggelam,
muslimah ini memegang erat tangan suaminya, ia berseru:
“Saya mohon agar kamu bersumpah,
apakah kamu ridha dengan saya”? Suaminyapun menangis.
Ia bertanya lagi: “Apakah kamu ridha
dengan saya”? Suaminyapun menangis melihat isterinya hampir tenggelam.
Akan tetapi, muslimah tersebut
berkata: “Saya ingin mendengarnya darimu”. Suaminya berkata: “Demi Allah,
aku ridha terhadapmu”. Muslimah yang bertakwa dan masih berusia muda itu
menangis.
Ia berkata: “Saya bersaksi bahwa
tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah”. Ia terus saja melafalkan syahadat sampai
tenggelam. Suaminya menangis, ia berkata:
“Saya memohon kepada Allah semoga
Dia mengumpulkan kami kembali di akhirat di surga negeri kenikmatan”.
Kisah Wafatnya Sang Muadzin
Ada lagi seorang laki-laki yang
telah hidup selama empat puluh tahun sebagai muadzin, ia hanya mengharap ridha
Allah dari adzannya ini. Sebelum meninggal, ia tertimpa sakit keras hingga
mengharuskannya berbaring di tempat tidur. Suaranya hilang, ia tidak bisa pergi
ke masjid untuk mengumandangkan adzan.
Ketika sakitnya semakin parah, ia
menangis dan bergumam :
“Wahai Rabb….., aku telah
mengumandangkan adzan untuk-Mu selama empat puluh tahun, aku tidak mengharapkan
balasan kecuali dari Engkau, tetapi aku terhalangi untuk mengumandangkan adzan
di akhir hidupku”.
Anak-anaknya dengan bersumpah
mengisahkan, bahwa ketika waktu adzan tiba, ia berdiri di atas tempat tidurnya,
menghadap kiblat dan menyerukan adzan.Tatkala sampai di akhir kalimat Laa
ilaaha illallaah ia jatuh tersungkur di atas tempat tidur. Anak-anaknya segera
menghampiri, tetapi mereka mendapati bahwa ruhnya telah pergi menghadap
Rabbnya.
Sesungguhnya amal perbuatan itu
tergantung pada penghujungnya. Demikian tadi tentang 3 kisah hikmah dan semoga
kisah hikmah ini bisa berguna dan bermanfaat.
(Thia, 9 Agustus 2014)