Sabtu, 02 April 2016

KISAH WAFATNYA


"….Dunia adalah negara kejujuran bagi orang yang mempersiapkannya dengan benar. Ia adalah negeri keselamatan bagi yang memahami hakikatnya. Ia Adalah negeri kekayaan bagi orang yang berusaha di dalamnya. Dunia adalah tempat turunnya wahyu kepada para nabi. Ia adalah mushala bagi para nabi Allah dan tempat berniaga para wali-Nya….

Dunia ini adalah merupakan sawah ladang bagi akhirat. Kita juga harus memahami hakikat dunia ini secara mendalam agar nantinya ketika kita bertolak dari negeri fana ini menuju negeri yang menghimpun antara keselamatan badan dan agama, negeri tempat tinggal abadi. Sebelum mencapai negeri abadi kita harus melewati negeri fana ini. Dunia ini adalah negeri "penghubung", sedang akhirat adalah negeri “tempat tinggal abadi”. Dunia adalah kapal untuk berlayar bukan rumah tempat tinggal.

Masa akhirnya pasti akan datang tidak bisa tidak. Orang-orang shaleh akan meninggal, orang-orang zhalim juga akan meninggal, para mujahid akan meninggal, orang yang enggan berjihad pun akan meninggal. 

Bila kita nanti pada Hari Penghisaban ingin dibangkitkan dalam kondisi ketaatan, taatlah kepada Allah di dunia ini.Jika kaki kita tergelincir dalam lubang kemaksiatan, marilah kita segera untuk bertaubat. Tatkala malaikat maut mendatangi kita sedangkan kita dalam kondisi taat dan dia mencabut nyawa dalam kondisi taat. Demikian juga sebaliknya.

Berikut ini beberapa kisah yang mampu menggetarkan hati dan kita bisa mengambil manfaatnya amin.

Kisah Wafatnya Seorang Mu'alaf Amerika

Saya pun mengkaji Islam dan membaca banyak tentangnya, kemudian Allah menerangi hati saya untuk memeluk Islam. Akan tetapi di malam hari sebelum saya menemui kalian, saya tertidur setelah merenung dan mencari kebenaran saya bermimpi bertemu dengan Al-Masih. Dia mengarahkan telunjuknya kepada saya dan berkata “J:adilah pengikut Muhammad” saya pun keluar untuk mencari masjid. Allah membimbing saya untuk menuju masjid ini. Saya masuk menemui anda semua.

Setelah pembicaraan singkat ini mu'adzin mengumandangkan adzan Isya', pemuda inipun mendirikan shalat Isya' bersama para jamaah yang lain.Setelah sujud untuk raka'at pertama, lalu imam bangkit untuk raka'at berikutnya. Tetapi saudara kita ini tetap dalam posisi sujudnya. lalu orang yang disampingnya menyenggol tubuhnya namun ia terjatuh, mereka mendapati ruhnya kembali ke hadirat Allah !.
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar!

Kisah Wafatnya Seorang Muslimah Swiss

Seorang muslimah saudari kita, yang berasal dari Swiss, ia kembali bersama suaminya setelah melakukan perjalanan haji, dengan mengendarai kapal Salim Ekspress. Seluruh penumpang berteriak bahwa kapal akan tenggelam.

Suaminya berteriak: “Ayo keluarlah”! Muslimah ini menjawab: “Demi Allah, saya tidak akan keluar kecuali setelah mengenakan hijab dengan sempurna. Jikapun saya mati, saya akan bertemu Allah dalam keadaan taat”.

Ia pun mengenakan pakaiannya dan keluar bersama suaminya. Ketika semua penumpang benar-benar telah tenggelam, muslimah ini memegang erat tangan suaminya, ia berseru:

“Saya mohon agar kamu bersumpah, apakah kamu ridha dengan saya”?  Suaminyapun menangis.
Ia bertanya lagi: “Apakah kamu ridha dengan saya”?  Suaminyapun menangis melihat isterinya hampir tenggelam.
Akan tetapi, muslimah tersebut berkata: “Saya ingin mendengarnya darimu”.  Suaminya berkata: “Demi Allah, aku ridha terhadapmu”.  Muslimah yang bertakwa dan masih berusia muda itu menangis.

Ia berkata: “Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.  Ia terus saja melafalkan syahadat sampai tenggelam. Suaminya menangis, ia berkata:

“Saya memohon kepada Allah semoga Dia mengumpulkan kami kembali di akhirat di surga negeri kenikmatan”. 

Kisah Wafatnya Sang Muadzin

Ada lagi seorang laki-laki yang telah hidup selama empat puluh tahun sebagai muadzin, ia hanya mengharap ridha Allah dari adzannya ini. Sebelum meninggal, ia tertimpa sakit keras hingga mengharuskannya berbaring di tempat tidur. Suaranya hilang, ia tidak bisa pergi ke masjid untuk mengumandangkan adzan.

Ketika sakitnya semakin parah, ia menangis dan bergumam :
“Wahai Rabb….., aku telah mengumandangkan adzan untuk-Mu selama empat puluh tahun, aku tidak mengharapkan balasan kecuali dari Engkau, tetapi aku terhalangi untuk mengumandangkan adzan di akhir hidupku”. 

Anak-anaknya dengan bersumpah mengisahkan, bahwa ketika waktu adzan tiba, ia berdiri di atas tempat tidurnya, menghadap kiblat dan menyerukan adzan.Tatkala sampai di akhir kalimat Laa ilaaha illallaah ia jatuh tersungkur di atas tempat tidur. Anak-anaknya segera menghampiri, tetapi mereka mendapati bahwa ruhnya telah pergi menghadap Rabbnya.

Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada penghujungnya. Demikian tadi tentang 3 kisah hikmah dan semoga kisah hikmah ini bisa berguna dan bermanfaat.


(Thia, 9 Agustus 2014)