Jumat, 08 April 2016

“ MEMULIAKAN ORANG TUA “

Rasulullah SAW pernah ditanya seorang sahabat tentang amal yang paling dicintai Allah. Beliau bersabda, ”Shalat tepat pada waktunya!” Sahabat itu bertanya lagi, ”Apalagi amal yang dicintai Allah, ya Rasulullah?” ”Berbuat baik kepada orang tua,” jawab beliau. Sahabat itu bertanya kembali, ”Kemudian amal apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Berjihad pada jalan Allah.” (HR Bukhari). Perintah berbuat baik kepada orang tua ditempatkan Allah sesudah perintah menyembah dan beribadah kepada-Nya.

Saya selalu merasa kagum terhadap orang – orang yang memulikan orang tuanya . saya pernah melihat sahabat saya ketika umroh membawa orang tua mereka yang sudah jompo. Saya juga melihat sahabat saya ikhlas menuntun ibunya yg sudah renta untuk berjalan kemasjid. Ibunya baru terkena stroke dan memiliki kesulitan untuk menelan air liurnya. Tetapi ia tetap bersemangat  dan dengan telaten menyeka air liurnya yang kerap mengalir keluar. Pemandangan mengharukan ini kerap menjadi perhatian saya, karena ini bukanlah pemandangan yang biasa kita lihat sehari-hari. 

Saya pernah melihat sahabat saya meskipun kesuksesan dunia menyita banyak waktunya tetapi ketika mendengar ayahnya sakit ditanggalkannya kesibukan duniawi untuk menemani ayahnya, saya begitu terharu mendengar sahabat saya dengan kesibukannya sebagai tangan kanan salah seorang menteri di tanah air ini masih menyempatkan waktunya setiap hari untuk menelpon ibunya di awal aktifitasnya sekedar menanyakan bagaimana kesehatan ibunya. 


Air mata saya pernah luruh bersama belahan hati saya yang menangis karena belum sempat membahagiakan orang tuanya, keberhasilannya menjadi dokter belum sempat disaksikan kedua orang tuanya bahkan keinginan sederhana untuk bisa umroh bersama, dan membelikan sesuatu yang diinginkan orang tuanya belum sempat dilakukannya

Allah SWT berfirman, 
” Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS 17: 23).

Cara lain berbuat baik kepada orang tua diwujudkan dengan mendoakan dan memohon ampunan Allah atas dosa mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Allah berfirman, 
” Katakanlah, ‘Ya Tuhanku, berilah mereka berdua rahmat-Mu (kasihilah) seperti mereka mengasihiku di waktu kecil’.” (QS 17: 24).
=======================================
Semakin lama orang yang peduli terhadap orang tuanya semakin sedikit. Mereka merasa terlalu sibuk untuk merawat orang tuanya, merasa malu dilihat orang "menenteng-nenteng" orang tuanya atau alasan-alasan lain. Tidak jarang pula pasangan mereka menentang karena tidak mau direpotkan oleh kehadiran orang tua yang sakit-sakitan di rumahnya. 


Semoga Rumah orang tua Kita tidak menjadi Panti jompo bagi orang tua kita dan menjadi tempat "terakhir" bagi mereka untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan keadaan Tidak ada lagi anak atau cucu yang mengunjungi, tidak ada lagi yang peduli, bahkan keramaian dirumah itu hanya satu tahun sekali saat momen lebaran.

Jika kita sudah bekerja mapan hari ini, semua itu tidaklah terlepas dari usaha orang tua kita juga. Sudahkah kita membalas budi mereka dan mengucapkan terimakasih kepada mereka? Jangan tunda lagi, nyatakanlah bahwa anda mengasihi mereka dan usahakanlah agar mereka bisa bahagia di hari-hari akhir mereka dan membuat mereka bersyukur, bangga dan berbahagia di hari tua mereka karena memiliki anak cucu dan keluarga yang mengasihi mereka.

Memuliakan orang tua yang meninggal dengan menyambung silaturrahim dengan orang yang mempunyai hubungan kerabat dengan mereka, termasuk teman sejawat dan handai taulan mereka. Selain itu, dengan meneruskan tradisi baik yang diwariskan orang tua karena akan menjadi pahala yang tidak terputus bagi mereka.

Rasulullah SAW bersabda, 
” Barangsiapa melakukan suatu amal yang baik, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang yang mengamalkan sesudahnya tanpa mengurangi pahala orang yang mengikutinya sedikit pun. Dan barangsiapa yang melakukan tradisi buruk (dosa), ia berdosa dan memikul dosa orang yang mengamalkan sesudahnya tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti itu.” (HR Nasa’i).



( Thia , 6 april 2015)