Senin, 04 April 2016

PAGI WITH PROF NAINA



Terbangun dari tidur membuat mata saya tak dapat terpejam lagi hingga pagi hari, setelah subuh saya memutuskan untuk berolah raga pagi dengan berjalan–jalan di sekitar hotel tempat kami menginap. Begitu turun keluar dari pintu lift saya bertemu Prof Naina, salah satu guru besar di Universitas ternama di India. Prof Naina berusia kurang lebih 60 tahunan, tetapi untuk wanita berusia 60 tahun Prof Naina masih sangat nampak muda, wajahnya tenang sekali, pintar, bersahaja, sederhana dan loyalitasnya terhadap perkembangan ilmu layak mendapat acungan jempol.

Melihat Prof Naina di lobby bawah dengan sebuah mushaf kecil di tangan beliau, saya mendekati beliau perlahan. Menyapanya dan kami akhirnya memutuskan untuk olah raga jalan kaki bersama. Selama berjalan kaki dengan Prof. Naina setiap langkah Beliau tidak lepas ber-dzikir. Berulang kali terdengar untaian pujian dan kebesaran terhadap Allah dan Rasul-Nya sembari kepalanya menengadah ke langit. Di sela–sela perjalanan kami, saya bertanya pada Prof. Naina. Jujur saya sangat mengagumi beliau, saya ingin beliau berbagi rahasia tentang bagimana beliau selalu tampak bahagia dan semangat dalam menjalani hidup dengan cara sederhana.

“Dr.Meuthia … Lihatlah!! alam ini bergerak teratur dan patuh terhadap ketentuan penciptanya ”.Manusia juga bagian dari alam, bedanya ia diberi pilihan, mau patuh terhadap ketentuan-Nya atau membangkang (yang berarti juga melawan alam). Percayakah anda bahwa saya tidak pernah memperjuangkan diri untuk menjadi apa-apa dan menuntut apa-apa. “Dalam hidup saya lebih percaya kepada gagasan Allah terhadap diri saya”, begitulah kira -kira beliau meyakini untuk bersungguh-sungguh berjuang menjalani hidup dalam kebahagiaan yang sederhana.

Karena semalam waktu istirahat saya sebentar sehingga rasanya otak saya tidak menyerap maksud tersirat dari Prof Naina. Saya membernaikan diri untuk bertanya, “Maksudnya bagaimana Prof….?  Dengan lembut Prof.Naina menarik tangan saya dan mengajak saya untuk duduk di bangku dekat taman. Di bangku taman ini beliau menceritakan bagaimana perjalanan hidup beliau hingga bisa seperti sekarang ini, betapa ujian-ujian dalam kehidupan yang datang bertubi-tubi tidak membuat beliau patah semangat dan lupa akan karunia Allah. Di akhir cerita beliau Prof. Naina mengatakan,

“Kunci dari keikhlasan dalam menjalani hidup itu adalah dengan bersyukur”….
Dalam bersyukur beliau tidak berlebihan, setiap hari beliau bangun sebelum subuh, lalu mengambil wudhu dan tak pernah ketinggalan untuk tunduk dalam ruku dan sujud di sepertiga malam terakhir. Prof Naina yakin bahwa itulah tuntunan agama, bahwa itulah ibadah sunnah yang paling Allah cintai, bahwa itulah amal yang terus dijaga oleh Rasul. Maka tiap kali bangun di tengah malam beliau selalu diliputi bahagia, karena masih diberi kesempatan dan hidayah mengikuti Rasul, mencintainya, juga selalu mencintai Allah. Beliau tahu, suatu saat nanti mungkin akan kesulitan melakukannya, mungkin terbaring di kasur sakit-sakitan. Dan pada saat itu beliau akan mengingat bahwa beliau telah melakukan dengan segenap usaha yang terbaik untuk beramal dan meraih cinta Allah.

Setelah bercengkerama cukup lama, akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel. Dalam perjalanan kembali ke hotel saya banyak merenungi ucapan Prof Naina, sebelum akhirnya kami berpisah.
Prof Naina mengatakan Dr. Meuthia:
“……Allah-lah yang memberi kita kehidupan, apapun yang kita miliki semua dari Allah. Maka cara sederhana untuk menjalani kehidupan adalah kita bersyukur atas karunianya apapun keadaan kita. Dan ingatlah karena syukur adalah mengerahkan segenap potensi untuk hal yang paling dicintai Allah. Salah satu tanda bahwa anda bersyukur adalah anda merasa bahagia dengan hidup anda, dan anda membagi kebahagiaan itu bersama orang disekitar anda. Mulai sekarang ikhlaskan apa yang terjadi dan apa yang akan terjad…i. “
Subhanallah.. Terima kasih pencerahannya Prof Naina.

(Thia, 3 Desember 2014)