Sabtu, 30 April 2016

DI ATAS RATA - RATA ( SENTUHAN TANGAN )

Melihat hasil analisa hasil psikologi dan hasil tes IQ ananda Ais yang dikirim oleh Umi membuat saya bernafas panjang . Saya akui saja saya tidak memahami detail semua hasil analisa psikologi , saya hanya melihat lembaran kesimpulan dan disana tertera kata-kata BERBAKATdan dikolom samping berisi nilai dariIQ dengan angka 157…

“ Berbakat” itu apa bunda,??? begitu Tanya Ais.. “ Berbakat itu artinya punya kemampuan yang lebih sayang", begitu jawab saya

Seharusnya keterkejutan saya ini memang tidak perlu terjadi , saya mencoba mengingat kembali masa-masa Ais bayi dan balita, sejak kecil ananda Ais memang berbeda dari yang lainnya. Usia dua tahun dia sudah pandai membaca, menulis walau dengan huruf terbalik-balik.Usia tiga tahun dia mulai lancar berbahasa inggris, sedikit – sedikit berbahasa Arab. Dan juga Ais sudah mampu menghafal surat-surat pendek.  Rasa ingin taunya besar sekali, kalau istilah anak sekarang " kepo" banget , terkadang saya sendiri agak kewalahan menjelaskan dan mencari kata-kata yang tepat untuk seusianya 

Begitu duduk di bangku TK Ais mulai menyenangi menggambar, bermain musik, dulu seringkali memergoki Ais ikut kakak – kakaknya belajar matematika, terkadang dengan bergaya menjadi guru mengajari kakak- kakaknya, seolah menemukan formula sendiri untuk menyelesaikan soal. Pernah ketika mengikuti program “ Dokter Kecil” di salah satu Rumah Sakit, dia mampu menyebut alat – alat medis mulai dari stetoskop hingga yg lain – lainnya bersama fungsinya.


Saat ini, Ananda Ais baru duduk di kelas satu bangku Sekolah Dasar, Baru beberapa bulan disekolah dasar guru Ais sedikit kewalahan menjawab pertanyaan ais dan kadang itu keluar spontan saja. Di Luar sekolah, perkembangan pesat juga Ais tunjukkan ketika menimba ilmu agama, Memang Ais terbiasa Sore hari habis magrib ikut mengaji bersama Abah dan Alhamdulillah sekarang Ais sudah bisa menghafal sepertiga juz Alquran.

Keterkejutan ini semakin lengkap dengan adanya keinginan dari sekolah untuk memasukkan ananda Ais di kelas Askelerasi, itu pun berdasarkan pertimbangan kemampuan dan rekomendasi psikologi terkait kelanjutan pendidikan Ais. berbagai pertimbangan dengan sedikit ketakutan saya diskusikan bersama suami
" Kami menginginkan ais tumbuh normal seperti anak seusianya ,..kami tidak ingin merampas masa kecilnya yang bahagia "
Dalam kegundahan kami hanya berdoa ;
Ya Allah ..jadikanlah anakku seperti Al Masih dimana  
Sentuhan tangannya selalu menyelasaikan masalah 
Sentuhan tangannya penuh dengan solusi
Sentuhan tangannya selalu menebarkan kebajikan
Sentuhan tangannya selalu penuh harapan 
Sentuhan tangannya selalu Engkau bimibing dijalanMu ya Allah
-------------------------
SELAMAT BERLIBUR SEJAWAT
( Thia , 1 Mei 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar