Sabtu, 02 April 2016

NILAI DARI KITA

Di sebuah taman kecil ada seorang kakek, didekat kakek tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka dan berkata, “Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000”! Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap.
Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini setelah kalian semua melihat ini dulu.” Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat, Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.

Lalu kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu, dipijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?” Tetap saja anak-anak itu mengacungkan jari mereka, bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan.

Seringkali dalam hidup ini kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak dan tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya, kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.

Namun, percayalah apapun yang terjadi, atau “bakal terjadi” kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya lusuh, kotor, tertekan, ternoda selalu ada saat untuk ampunan dan maaf.
Kita tetap tak ternilai di mata Allah. Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak kita
 
So...try not to be man of success, but rather be man of value.


(Thia, 7 Februari 2015)