Mari renungkan....
Saudaraku, tahukah kamu siapa
pengunjung terakhirmu? Tahukah kamu apa tujuan ia berkunjung dan menemuimu? Apa
saja yang dimintanya darimu?
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri!
Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri!
Untuk menemuimu, ia tidak
butuh pintu masuk, izin dan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang.
Ia datang kapan saja waktunya dan dalam kondisi bagaimanapun; kondisimu
sedang sibuk ataupun sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa
kamu masih kaya ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang
bepergian atau pun tinggal di tempatmu!
Saudaraku! Pengunjungmu ini
tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia tidak bisa terpengaruh oleh
ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh
jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu
kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau kembali
perkaramu!
Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu seutuhnya bukan separuh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah MALAIKAT MAUT !
Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu seutuhnya bukan separuh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah MALAIKAT MAUT !
“Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi
untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah
kamu akan dikembalikan” (QS. As-Sajadah: 11).
Berhati-hatilah Saudaraku
!!!Semoga kita tidak termasuk orang yang Allah subhanahu wata’ala sebutkan,
artinya:
"Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila
Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung
mereka”? (QS. Muhammad: 27). Atau
firman-Nya, artinya: “(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat
dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah
diri (sambil berkata), “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan
pun”. (Malaikat menjawab), “Ada,
sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. Maka masuklah
ke pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah
tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu”. (QS. An-Nahl: 28-29)
Allah subhanahu wata’ala
berfirman, artinya:
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir
itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata,
“Ya Tuhanku, kembalikan lah aku (ke dunia)”.
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan”.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan
di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. (QS.
Al-Mu'minun: 99-100)
Persiapkan Diri Kita
Saudaraku
Ketika di Padang Mahsyar,
ketika hari Hisab, ketika ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal
kebaikan, ketika melintasi Shirath dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar? Dari
‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda
”,Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik”.
(Muttafaqun 'alaih)
Mari saudaraku, berhitunglah atas diri kita di saat senggang, berpikirlah betapa cepat akan berakhirnya masa hidup kita, bekerjalah dengan sungguh-sungguh di masa luangmu untuk masa sulit dan kebutuhanmu, renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan didiktekan di lembaran amalmu.
(Thia, Maret 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar